Sobat khoir,
sebelumnya kami telah posting artikel tentang Ilmu Shorof, yaitu Fi’il Tsulatsy Mujarrad dan ruang lingkupnya. Berikut ini ilmu sorof. Bab Kedua yaitu Fi’il Tsulatsy Mazid dan ruang lingkupnya. Harapan kami semoga bab ini dapat
mempermudah pemahaman kami dan juga bagi pembaca semua. Namun sebelumnya kami
mohon maaf bila dalam penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan, karena
kami juga masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun senantiasa kami harapkan.
A. Pengertian Fi’il Tsulatsy Mazid
Fi’il Tsulatsy Mazid ialah
kalimat yang fi’il madzinya memuat lebih dari 3 huruf, dengan rincian yang 3
huruf asal, dan yang lain berupa huruf tambahan, contoh: اِجْتَمَعَ . secara
garis besar fi’il tsulatsy mazid terbagi tiga macam:
Berikut adalah
pembagian Fi’il, yaitu;
1. Fi’il tsulatsy mazid ruba’i, yaitu:
Kalimah yang fi’il
madzinya terdiri dari 4 huruf, 3 berupa huruf asal ditambah 1 huruf tambahan
berupa; hamzah qotho’, tadl’if dan alif.
2. Fi’il tsulatsy mazid khumasi, yaitu:
Kalimah yang fi’il
madzinya terdiri dari 5 huruf, 3 berupa huruf asal ditambah 2 huruf tambahan
berupa; hamzah washol, nun, ta’, tadl’if dan alif.
3. Fi’il tsulatsy mazid sudasi, yaitu:
Kalimah yang fi’il
madzinya terdiri dari 6 huruf, 3 berupa huruf asal ditambah 3 huruf tambahan
berupa; hamzah washol, alif, sin, ta’, tadl’if, wawu, nun, ya’ dan lam.
B.
Fi’il Tsulatsy Mazid Ruba’i
Fi’il tsulatsy mazid ruba’i ialah
kalimah yang fi’il madzinya terdiri dari 4 huruf, 3 berupa huruf asal ditambah
1 huruf tambahan. Adapun huruf tambahan
tersebut berupa; hamzah qotho’, tadl’if dan alif.
Fi’il tsulatsy mazid ruba’i ini
terbagi atas 3 bab yaitu; فَعَّلَ، فَاعَلَ،
اَفْعَلَ
Bab I mengikuti wazan فَعَّلَ
Pada bab ini fi’il tsulatsy mujarod
di pindah wazan فَعَّلَ dengan menambah tadl’if pada ‘ain fi’ilnya,
yang mempunyai beberapa faedah, diantaranya;
1. لِلتَّعْدِيَةِ yaitu
menunjukkan arti (ta’diyah) merubah fi’il yang asalnya lazim menjadi muta’addi. Contoh:
فَرَّحَ زَيْدٌ عَمْرًا (Zaed membahagiakan ‘amr).
2. لِلدَّلاَلَةِ
عَلَى التَّكْثِيْرِ yaitu menunjukkan makna banyak. Contoh:
قَطَّعَ زَيْدٌ الْحَبْلَ (Zaed telah memotong-motong sebuah
tali).
3. لِنِسْبَةِ
الْمَفْعُولِ اِلَى اَصْلِ الْفِعْلِ yaitu menunjukkan arti menyerupakan
maf’ul pada asal fi’il. Contoh: كَفَّرَ
زَيْدٌ عَمْرًا (Zaed telah mengkafirkan ‘amr).
4. لِسَلْبِ
اَصْلِ الْفِعْلِ مِن الْمَفْعُولِ yaitu menunjukkan arti menghilangkan
asal fi’il dari maf’ul. Contoh: قَشَّرَ
زَيْدٌ الْرُّمَّانَ (Zaed telah menguliti buah delima).
5. لاِتِّخَاذِ
الْفِعْلِ مِن الاِسْمِ yaitu menunjukkan arti mencetak
fi’il dari isim. Contoh: خَيَّمَ
الْقَوْمُ
(Para pengungsi letah membuat tenda).
Bab II mengikuti wazan فَاعَلَ
Pada bab ini fi’il tsulatsy mujarod
di pindah wazan فَاعَلَ dengan menambah
alif yang terletak antara fa’ dan ‘ain fi’il, yang mempunyai beberapa faedah,
diantaranya;
1. لِلْمُشَاركَةِ
بَيْنَ اِثْنَيْنِ yaitu menunjukkan arti persekutuan
dalam pekerjaan antara fa’il dan maf’ul. Contoh: ضَارَبَ
زَيْدٌ عَمْرًا (Zaed dan ‘amr saling memukul).
2. لِمَعْنَى
فَعَّلَ الَّتِى لِلتَّكْثِيْرِ yaitu menunjukkan arti sama dengan
wazan فَعَّلَ yang berfaedah makna banyak. Contoh:
ضَاعَفَ اللهُ بِمَعْنَى ضَعَّفَ (Semoga Alloh melipat gandakan
pahala atas dirinya).
3. لِمَعْنَى
اَفْعَلَ الَّتِى لِلتَّعْدِيَةِ yaitu menunjukkan arti sama dengan
wazan اَفْعَلَ yang berfaedah merubah fi’il yang asalnya lazim menjadi
muta’addi. Contoh: عَافَاكَ اللهُ
بِمَعْنَى اَعْفَاكَ (Semoga
Alloh mengampuni kamu).
4. لِمَعْنَى فَعَلَ الْمجَرَّدِ yaitu
menunjukkan arti sama dengan wazan فَعَلَ
mujarrod. Contoh: سَافَرَ
زَيْدٌ (Zaed telah
bepergian).
Bab III mengikuti wazan اَفْعَلَ
Pada bab ini fi’il tsulatsy mujarod
di pindah wazan اَفْعَلَ
dengan menambah hamzah qotho’ di awal kalimat, yang mempunyai beberapa faedah,
diantaranya;
1. لِلتَّعْدِيَةِ yaitu
menunjukkan arti (ta’diyah) merubah fi’il yang asalnya lazim menjadi muta’addi. Contoh:
اَكْرَمَ زَيْدٌ عَمْرًا (Zaed telah memuliakan ‘amr).
2. لِلدُّخُوْلِ
فِى الشَّيْءِ yaitu menunjukkan arti masuk ke
dalam sesuatu/masa/waktu. Contoh: اَمْسَى
الْمُسَافِرُ
(Seorang musafir telah masuk waktu sore).
3. لِقَصْدِ
الْمَكَانِ
yaitu menunjukkan arti fa’il menuju pada suatu
tempat/asal fi’il. Contoh: اَعْرَقَ
زَيْدٌ
(Zaed menuju tanah Iraq).
4. لِوُجُوْدِ
مَا اِشْتُقَّ مِنْهُ الْفِعْلُ فِى الْفَاعِلِ yaitu menunjukkan arti terbentuknya
fi’il pada asal fa’il. Contoh: اَوْرَقَ
الشَّجَرَ
(Pohon itu telah tumbuh daunnya).
5. لِلْمُبَالَغَةِ (mubalaghoh)
yaitu menunjukkan arti berlebih-lebihan ma’na yang ditunjukkan fi’il. Contoh:
اَسْغَلْتُ عَمْرًا (Saya sangat menyibukkan ‘amr).
C. Fi’il Tsulatsy Mazid Khumasi
Fi’il tsulatsy mazid khumasi ialah
kalimah yang fi’il madzinya terdiri dari 5 huruf, 3 berupa
huruf asal ditambah 2 huruf
tambahan. Adapun huruf tambahan tersebut
berupa; hamzah washol, nun, ta’, tadl’if dan alif.
Fi’il tsulatsy mazid khumasi ini
terbagi atas 5 bab yaitu; تَفَاعَلَ، تَفَعَّلَ،
اِفْتَعَلَ، اِنْفَعَلَ، اِفْعَلَّ
Bab I mengikuti wazan تَفَاعَلَ
Pada bab ini fi’il tsulatsy mujarod
di pindah wazan تَفَاعَلَ
dengan menambah ta’ dipermulaan dan alif yang terletak antara fa’ dan ‘ain
fi’il, yang mempunyai beberapa faedah, diantaranya;
1. لِلْمُشَاركَةِ
بَيْنَ اِثْنَيْنِ yaitu menunjukkan arti persekutuan antara
dua orang atau lebih dalam melakukan sesuatu (asal fi’il). Contoh:
تَضَارَبَ زَيْدٌ عَمْرٌو (Zaed dan ‘amr saling pukul memukul).
2. لاِظْهَارِ
مَا لَيْسَ فِى الْوَاقِعِ yaitu menunjukkan arti fa’il
menampakkan sesuatu (asal fi’il) yang tidak sebenarnya. Contoh:
تَمَارَضَ زَيْدٌ (Zaed pura-pura sakit).
3. لِلْوُقُوْعِ
تَدْرِيْجًا
yaitu menunjukkan arti jatuhnya atau terjadinya sesuatu
(asal fi’il) secara bertahap. Contoh: تَوَارَدَ
الْقَوْمُ
(Para kaum itu datang secara bertahap).
4. لِلتَّعْدِيَةِ
مَعْنَى الْمُجَرَدَ yaitu menunjukkan arti sama dengan
mujarrodnya. Contoh: تَعَالَى (Maha
tinggi).
5. لِمُطَاوَعَةِ
فَاعَلَ
yaitu menunjukkan arti muthowa’ah dari wazan فَاعَلَ. Contoh: بَاعَدْتُ
زَيْدًا فَتَبَاعَدَ (Saya menjauhkan zaed, maka jauhlah
dia).
Bab II mengikuti wazan تَفَعَّلَ
Pada bab ini fi’il tsulatsy mujarod
di pindah wazan تَفَعَّلَ
dengan menambah ta’ dipermulaan dan tadl’if pada ‘ain fi’ilnya, yang mempunyai
beberapa faedah, diantaranya;
1. لِمُطَاوَعَةِ
فَعَّلَ
yaitu menunjukkan arti muthowa’ah dari wazan فَعَّلَ. Contoh: كَسَرْتُ
الزُّجَاجَ فَتَكَسَّرَ (Saya memecah kaca, maka terpecahlah
kaca itu).
2. لِلتَّكَلُّفِ (takalluf)
yaitu menunjukkan arti kesungguhan fa’il dalam usaha (asal fi’il) supaya
berhasil. Contoh: تَشَجَّعَ زَيْدٌ (Zaed
memberanikan diri).
3. لاِتِّخَاذِ
الْفَاعِلِ اَصْلَ الْفِعْلِ مَفْعُوْلاً (ittikhodz) yaitu menunjukkan arti mengambil
fa’il pada maf’ul untuk dijadikan asal fi’il. Contoh: تَبَنَّيْتُ
يُوْسُفَ
(Aku mengambil anak anggkat Yusuf. Maksudnya Aku ambil
Yusuf sebagai anak angkat).
4. لِلدَّلاَلَةِ
عَلَى مُجَانِبَةِ الْفِعْلِ yaitu menunjukkan arti fa’il
menjauhi asal fi’il. Contoh: تَذَمَّمَ
زَيْدٌ
(Zaed menjauhi sifat tercela).
5. لِلصَّيْرُوْرَةِ (shoiruroh)
yaitu menunjukkan arti berubahnya fa’il menjadi asalnya fi’il. Contoh:
تَأَيَّمَتْ الْمَرْاَةُ (Perempuan itu menjadi janda).
Bab III mengikuti wazan اِفْتَعَلَ
Pada bab ini fi’il tsulatsy mujarod
di pindah wazan اِفْتَعَلَ
dengan menambah hamzah dipermulaan dan ta’ yang terletak antara fa’ dan ‘ain
fi’il, yang mempunyai beberapa faedah, diantaranya;
1. لِمُطَاوَعَةِ
فَعَلَ
yaitu menunjukkan arti muthowa’ah dari wazan فَعَلَ. Contoh: جَمَعْتُ
الاِبِيْلَ فَاجْتَمَعَ (Saya telah mengumpulkan onta, maka
onta itu telah terkumpul).
2. لاِتِّخَاذِ yaitu
menunjukkan arti membuat. Contoh: اِخْتَبَزَ
زَيْدٌ
(Zaed telah membuat roti).
3. لِزِيَادَةِ
الْمُبَالَغَةِ yaitu menunjukkan bertambahnya bobot
pada ma’na fi’il. Contoh: اِكْتَسَبَ
زَيْدٌ
(Saya bersungguh-sungguh dalam bekerja).
4. لِمَعْنَى
فَعَلَ
yaitu menunjukkan makna sama dengan wazan فَعَلَ. Contoh: اِجْتَذَبَ
زَيْدٌ (Zaed telah menarik
sesuatu). Lafadz اِجْتَذَبَ artinya
sama dengan lafadz جَذَبَ
5. لِمَعْنَى
تَفَاعَلَ
yaitu menunjukkan makna sama dengan wazan تَفَاعَلَ. Contoh: اِخْتَصَمَ
(Saling bertengkar).
Bab IV mengikuti wazan اِنْفَعَلَ
Pada bab ini
fi’il tsulatsy mujarod di pindah wazan اِنْفَعَلَ dengan menambah hamzah washol dan
nun dipermulaan, yang mempunyai beberapa faedah, diantaranya;
1.
لِمُطَاوَعَةِ فَعَلَ yaitu
menunjukkan arti muthowa’ah dari wazan فَعَلَ. Contoh:
كَسَّرْتُ الزُّجَاجَ فَاِنْكَسَرَ (Saya memecahkan kaca, maka pecahlah kaca itu).
2.
لِمُطَاوَعَةِ اَفْعَلَ yaitu
menunjukkan arti muthowa’ah dari wazan اَفْعَلَ. Contoh: اَزْعَجَهُ فَانْزَعَجَ (Dia menggerak-gerakkan benda, maka bergeraklah benda
itu).
Bab V
mengikuti wazan اِفْعَلَّ
Pada bab ini
fi’il tsulatsy mujarod di pindah wazan اِفْعَلَّ dengan menambah hamzah washol dipermulaan
dan tadl’if pada lam fi’ilnya, yang mempunyai beberapa faedah, diantaranya;
1. لِلدَّلاَلَةِ
عَلَى الدُّخُوْلِ فِى الصِّفَةِ yaitu menunjukkan arti masuknya
fi’il pada suatu sifat/asal fi’il. Contoh:
اَحْمَرَّ الْبُسْرُ (Buah kurma itu telah memerah,
maksudnya telah masuk warna merah).
2. لِلْمُبَالَغَةِ yaitu
menunjukkan arti mubalaghoh. Contoh:
اَسْوَدُّ اللَّيْلُ (Malam ini sangat gelap gulita).
D. Fi’il Tsulatsy Mazid Sudasi
Fi’il tsulatsy mazid sudasi ialah
kalimah yang fi’il madzinya terdiri dari 6 huruf, 3 berupa
huruf asal ditambah 3 huruf tambahan. Adapun huruf tambahan tersebut berupa; hamzah
washol, alif, sin, ta’, tadl’if, wawu, nun, ya’ dan lam.
Fi’il tsulatsy mazid sudasi ini
terbagi atas 6
bab yaitu; اِسْتَفْعَلَ، اِفْعَوْعَلَ، اِفْعَالَّ،
اِفْعَوَّلَ، اِفْعَنْللَ، اِفْعَنْلَى
Bab I
mengikuti wazan اِسْتَفْعَلَ
Pada bab ini
fi’il tsulatsy mujarod dipindah wazan اِسْتَفْعَلَ dengan menambah hamzah washol, sin
dan ta’ dipermulaan, yang mempunyai beberapa faedah, diantaranya;
1.
لِلطَّلَبِ الْفِعْلِ
yaitu menunjukkan arti fa’il mencari
asalnya fi’il dari maf’ul. Contoh: اِسْتَغْفَرَ زَيْدٌ اللهَ (Zaed minta ampun pada Alloh).
2.
لِلْوُجْدَانِ عَلَى
الصِّفَةِ yaitu menunjukkan arti fi’il menemukan maf’ul dalam suatu sifat (asal fi’il). Contoh: اِسْتَعْظَمْتُ
الاَمْرَ (Aku anggap besar/sangat penting pada perkara).
3.
لِلتَّحَوُّلِ
yaitu menunjukkan arti berubah atau
pindahnya fa’il pada asal fi’il. Contoh: اِسْتَحْجَرَ الطِّيْنُ (Tanah liat itu membatu, maksudnya berubah menjadi batu).
4. لِلتَّكَلُّفِ yaitu
menunjukkan arti kesungguhan fa’il untuk menghasiklan asal fi’il. Contoh: اِسْتَجْرَأَ (Ia
memberanikan diri).
5. لِمَعْنَى
فَعَلَ
yaitu menunjukkan makna sama dengan wazan فَعَلَmujarrod. Contoh: اِسْتَقَرَّ
(tetap itu perkara). Lafadz قَرَّ
artinya tetap.
Bab II
mengikuti wazan اِفْعَوْعَلَ
Pada bab ini
fi’il tsulatsy mujarod dipindah wazan اِفْعَوْعَلَ dengan menambah hamzah washol dipermulaan,
tadl’if ‘ain fi’il dan wawu diantara dua ‘ain fi’il, yang mempunyai dua faedah,
diantaranya;
1. لِلْمُبَالَغَةِ yaitu
menunjukkan arti mubalaghoh (berlebihan makna fi’il). Contoh: اِجْدَوْدَبَ
زَيْدٌ
(Zaed
sangat bongkok).
2. لِمَعْنَى
فَعَلَ
yaitu menunjukkan makna sama dengan wazan فَعَلَmujarrod. Contoh: اِحْلَوْلَى التَّمْرُ
(Buah kurma itu manis). Lafadz اِحْلَوْلَى
artinya sa dengan lafadz حَلاَ yaitu manis
Bab III
mengikuti wazan اِفْعَالَّ
Pada bab ini
fi’il tsulatsy mujarod dipindah wazan اِفْعَالَّ dengan menambah hamzah washol dipermulaan,
alif setelah ‘ain fi’il dan tadl’if lam fi’il, yang berfaedah sebagai berikut;
1.
لِلْمُبَالَغَةِ فِى
الدُّخُوْلِ فِى الصِّفَةِ yaitu menunjukkan arti mubalaghoh (berlebihan suatu
sifat/asal fi’il yang dimiliki. Contoh: اِصْفَارَّ الْمَوْزُ
(Pisang itu sangat kuning).
Bab IV
mengikuti wazan اِفْعَوَّلَ
Pada bab ini fi’il
tsulatsy mujarod dipindah wazan اِفْعَوَّلَ dengan menambah hamzah washol dipermulaan
dan dua wawu setelah ‘ain fi’il, yang berfaedah sebagai berikut;
1.
لِلْمُبَالَغَةِ اللاَّزِمِ
yaitu menunjukkan arti mubalaghoh makna
fi’il lazim. Contoh: اِخْرَوَّطَ شُعَاعُ الشَّمْسِ
(Sorot matahari itu sangat tajam).
Bab V
mengikuti wazan اِفْعَنْللَ
Pada bab ini
fi’il tsulatsy mujarod dipindah wazan اِفْعَنْللَ dengan menambah hamzah washol dipermulaan,
nun diantara fa’ dan lam fi’il dan lam, yang berfaedah sebagai berikut;
1.
لِمُطَاوَعَةِ اللاَّزِمِ
yaitu menunjukkan arti mutowa’ah
yang bersifat lazim. Contoh: اِقْعَنْسَسَ الرَّجُلُ (Seorang laki-laki itu telah terlambat).
Bab VI
mengikuti wazan اِفْعَنْلَى
Pada bab ini
fi’il tsulatsy mujarod dipindah wazan اِفْعَنْلَى dengan menambah hamzah washol dipermulaan,
nun diantara fa’ dan lam fi’il dan ya’ (menjadi alif), yang berfaedah sebagai
berikut;
1.
لِمُطَاوَعَةِ اللاَّزِمِ
yaitu menunjukkan arti mutowa’ah
yang bersifat lazim. Contoh: اِسْلَنْقَى الرَّجُلُ (Seorang laki-laki itu telah ketemu/setelah lama di DPO).
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Yunus, Kamus Arab Indonesia,
Yayasan Pelingkar Penterjemah dan Pentafsir Al-Qur’an, 1979
Kholiq Abdullah, terjemah nadzom maqsud, Nganjuk PP Darus
Salam.
Hamid Abdul Manaf, Pengantar Ilmu Shorof, Nganjuk
Fathul Mubtadiin.
Disusun
oleh:
Sarwono,
dkk. PBA Madin INSURI Ponorogo
Artikel Terkait
- Fi’il Tsulatsy Mujarrad dan ruang lingkupnya
- Fi’il Ruba’i Mujarrod dan Mulhaq serta ruang lingkupnya
- Fi’il Ruba’i Mazid dan ruang lingkupnya
- Masdar dan Lafadz Yang Mustaq Dari Masdar
- Fi’il Madli mabni ma’lum dan majhul, dan Hamzah washol sertaruang lingkupnya
- Bentuk Fi’il Mudlori’ mabni ma’lum dan majhul
- Tashrif lughowidan lafadz bina' shohih
izin share ya Kang,,manfaat barokah pokok eee
BalasHapusIzin copas kang
BalasHapusIzin copas kang, semoga manfaat ilmunya. 😊
BalasHapusizin copas
BalasHapusاللهم بارك
BalasHapusIzin pakai buat tugas kuliah
BalasHapusrefrensinya drill kitab ap kang
BalasHapusAlhamdulillah, bisa belajar disini.
BalasHapusTerimakasih, semoga manfaat barokah....